Rabu, 10 Juli 2019, bertempat di Best Western Papilio Hotel Surabaya, Kabupaten Bojonegoro menerima Agropolitan Award Jawa Timur Tahun 2019

 

Program pengembangan kawasan agropolitan/minapolitan (PKA) merupakan program tematik unggulan Provinsi Jawa Timur dalam rangka mendukung peningkatan potensi kawasan pedesaan berbasis tanaman hortikultura sekaligus sebagai upaya untuk memperkecil gab kesenjangan pembangunan perkotaan dan pedesaan. Konsep dasar agropolitan adalah sinergi pedesaan dan perkotaan sebagai kawasan penghasil dan pendukung(hinterland) berupa pengembangan produk dari hulu sampai ke hilir. Tujuan program PKA adalah mengurangi urbanisasi desa ke kota, mengurangi kemiskinan dan pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperkecil gap atau kesenjangan. PKA sudah digagas sejak 2003 sampai saat ini. PKA juga menjadi salah satu komitmen Pemprov melalui program kerja jatim agro. Di Provinsi Jatim ada 25 kabupaten kota yang sudah ditetapkan sebagai kawasan agropolitan.

Dalam rangka evaluasi program dan apresiasi pelaksanaan PKA di jatim, Bappeda Prov Jatim selaku Ketua Pokja Agropolitan Provinsi melaksanakan Agropolitan Award Tahun 2018 yang diikuti oleh 25 kabupaten kota yang sudah mendapat penetapan kawasan agropolitan oleh Provinsi Jawa Timur. Bojonegoro dalam hal ini merupakan  salah satu kabupaten yang sudah mempunyai penetapan kawasan agropolitan sejak 2008. Kawasan PKA Bojonegoro yaitu Kecamatan Kapas dengan potensi salak, Kalitidu dengan potensi belimbing, Trucuk dengan potensi jambu dan Dander dengan minapolitan.

Tahapan yang dilalui dalam PKA Award yaitu:

  1. Seleksi adminiatrasi yang meliputi penilaian dokumen perencanaan agropolitan seperti masterplan, rencana investasi jangka menengah (RPJM), konsistensi dalam RPJMD, profil agropolitan dan indek agropolitan yang memuat progress capaian PKA setiap tahun. Dalam tahap ini ada 10 kabupaten kota yang dinyatakan lolos seleksi administrasi.
  2. Tahap kedua adalah presentasi dari 10 kabupaten terpilih. Dalam presentasi Kabupaten Bojonegoro disampaikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bojonegoro,   Ir. I Nyoman Sudana, MM. Selaku Ketua Pokja Agropolitan Kabupaten Bojonegoro.
  3. Tahap ketiga dilakukan kunjungan atau visitasi lapangan oleh tim pokja agropolitan Provinsi Jawa Timur  keenam lokasi PKA terbaik di Jawa Timur. Keenam lokasi terbaik tersebut adalah Trenggalek, Bojonegoro, Pasuruan, Jombang, Mojokerto, dan Ngawi. Aspek yang dinilai dalam visitasi adalah sejauhmana kesesuaian data dukung yang disampaikan di profil dan presentasi dengan kesesuaian di lapangan. Bagaimana peran serta masyarakat, kemitraan, jaringan, aspek pendanaan, pemasaran dan dukungan oleh pokja agro kabupaten serta stakeholder lain.

Dari rangkaian proses tersebut dokumen baik ditinjau dari aspek administrasi, presentasi dan visitasi diperoleh enam terbaik pelaksana PKA Provinsi Jawa Timur, yaitu:

  1. Kabupaten Trenggalek
  2. Kabupaten Pasuruan
  3. Kabupatenb Bojonegoro
  4. Kabupaten  Ngawi
  5. Kabupaten Jombang
  6. Kabupaten Mojokerto

Kabupaten bojonegoro patut berbangga diapresiasi sebagai 3 kabupaten terbaik pelaksana PKA.. Daya saing PKA Bojonegoro dibanding kab/kota lain sebagai berikut:

  1. Bojonegoro tidak terlalu diuntungkan dari sisi geografis dan topografi. Bojonegoro bukan daerah Agro yang biasanya erat dengan lokasi pegunungan atau dataran tinggi. Justru Bojonegoro merupakan lokasi PKA di dataran rendah (melawan takdir) namun lompatan yg dimiliki Bojonegoro dinilai luar biasa dari kawasan marginal yang tidak memiliki anugerah alam dan keunggulan potensi mampu bersaing dan mempunyai keunggulan potensi agribis pertanian;
  2. Modal sosial menjadi faktor penting.  Semua kawasan PKA Bojonegoro  dikelola oleh masyarakat, dibawah kelembagaan desa dan antar desa seperti Bumdesa, Bumdesma, Pokdarwis, Gapoktan dan Poktan. PKA di Bojonegoro tidak ada yang dikelola oleh swasta atau pihak ketiga yang padat modal, sehingga keterlibatan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan konsep agro menjadi kunci penting kesuksesan PKA Bojonegoro;
  3. Adanya pendampingan yang dilakukan oleh Pemkab Bojonbegoro dalam mengawal dan optimalisasi PKA;
  4. Keterlibatan dan sinergi program semua stakeholder baik pokja, akademisi, perusahaan melalui CSR dan komunitas masyarakat. Kunci penting dari PKA  adalah strategi multi sektor yang tidak hanya tergantung pada satu sektor pertanian. Bojonegoro menerapkan konsep wisata dalam PKA, sehingga tumbuh dan berkembang desa wisata berbasia agro. Dampaknya banyak sektor yang ikut terangkat dengan PKA baik umkm, sosial, ekonomi, tenaga kerja dan wisata. Tantangan ke depan PKA harus mampu berperan di era ekonomi digital yang mampu meningkatkan daya saing daerah dan menciptakan jejaring kemitraan lebih luas.

Salam produktif. Sukses PKA Bojonegoro!!!


By Admin
Dibuat tanggal 06-08-2019
2140 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
83 %
Puas
17 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
0 %